Senin, 31 Mei 2010

Alda: Tak Perlu Malu untuk Belajar

Dia adalah gadis kecil yang beranjak remaja. Dari wajahnya terpancar rona malu. Begitu pula dari setiap kata yang keluar dari mulutnya. Dia berbicara seadanya. Bercerita dan sesekali melemparkan senyuman. Dari semua itu, sudah menunjukkan jika dia adalah sosok pribadi pemalu. Tapi, ternyata salah. Semua itu seolah terbantahkan, ketika gadis kecil itu dengan santai dan lincah bercerita di hadapan para penonton dan dewan juri. Tak ada sedikitpun tampak rona malu. Ia seakan menghipnotis semua penonton dengan gaya berceritanya yang begitu menarik.

Itulah yang tampak dari sosok gadis kecil bernama Alda. Ketika ia berlaga dalam Lomba Mendongeng Sastra Lisan yang digelar oleh Panitia Pekan Gawai Dayak ke-25 Provinsi Kalimantan Barat, tanggal 24 Mei 2010. Dia peserta termuda perlombaan itu. Usianya, baru 10 tahun.
Keberaniannya untuk tampil di panggung patut dihargai. Apalagi, penampilan itu adalah penampilan untuk pertama kalinya. “Ini yang pertama kali,” kata Alda, sedikit malu. Ia juga sempat bercerita tentang kemampuannya dalam bercerita. “Sering lihat orang mendongeng,” ujar Siswa Sekolah Dasar Negeri 71 Pontianak ini.
Keterampilannya dalam mendongeng tak lepas dari peran orang tua. Terutama ayahnya. Ayahnyalah yang mengajarkan bagaimana mendongeng. “Ayah yang melatih saya,” ungkap anak ketiga dari empat bersaudara ini. Di sinilah peran penting seorang ayah dalam mendukung bakat anaknya.
Kemauan untuk terus berlatih menjadi kunci utama untuk menggapai kesuksesan. Itu yang diungkapkan oleh Alda. Sekilas, dia tampak sebagai pribadi pemalu. Tapi, itu tak berlaku saat ia mulai menuturkan cerita demi cerita. Seperti saat ia menceritakan “Legenda Bukit Liung”. Penampilannya sangat memukau. Apalagi suara kecilnya yang begitu lucu dan enak didengar. Tak salah, jika dewan juri memilihnya sebagai juara ke-3 dalam perlombaan itu.
Kemauan dan kerja keras yang ditunjukkan gadis kecil bernama Alda, sudah selayaknya menjadi panutan anak-anak seusianya. Rasa malu harus dilawan. Bahkan dibuang. Mencoba dan terus belajar, maka buah dari usaha itu pasti akan dirasakan. Entah kapan? Tapi, yang pasti, semuanya akan datang pada waktu yang telah digariskan oleh Tuhan.

Tidak ada komentar: