Minggu, 13 Juni 2010

IMKA-Pijar Fakultas Hukum: Adakan Baksos di Desa Sebintang
Kecil, tapi punya prinsip pelayanan yang kuat. Itu kalimat yang tepat untuk menunjukkan keberadaan Ikatan Mahasiswa Katolik (IMKA)─Pijar Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura. Meskipun hanya sebuah organisasi kerohanian yang lahir dan berkembang dalam lingkup kampus, tapi pelayanan sosial IMKA─Pijar menjangkau masyarakat secara luas. Satu di antara bentuk pelayanan itu ditunjukkan melalui kegiatan bakti sosial (baksos). Kali ini, IMKA─Pijar sukses melaksanakan kegiatan baksos di Kabupaten Kapuas Hulu. Tepatnya di Dusun Saridan, Desa Sebintang, Kecamatan Kalis.
Hampir setiap tahun, IMKA─Pijar tak pernah lupa melaksanakan kegiatan baksos. Kegiatan yang digelar sejak tahun 2003 itu merupakan bentuk nyata pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi. “Kegiatan Baksos menjadi program tahunan kami. Kegiatan ini, wujud pelaksanaan dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang ketiga, yaitu pengabdian masyarakat,” kata Egidius E. Medkono, Ketua IMKA─Pijar periode 2009-2010 kepada KR.
Egidius juga menambahkan, melalui kegiatan baksos inilah diharapkan sebuah organisasi kemahasiswaan dapat menunjukkan sumbangsihnya kepada masyarakat. Menurutnya, sebuah organisasi kemahasiswaan tak harus terbatas dengan kegiatan-kegiatan yang berbasis di lingkungan kampus saja. “Kami, IMKA─Pijar konsen bergerak di bidang sosial dan kerohanian. Selain baksos, kami juga sering mengunjungi panti asuhan,” katanya.
Kegiatan baksos IMKA─Pijar yang kedelapan ini terbilang istimewa. Mengapa tidak, IMKA─Pijar berhasil menjangkau wilayah pedesaan di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu Desa Sebintang. Desa itu dipilih sebagai tempat baksos karena sesuai dengan kriteria. “Tim kami sudah melakukan survei ke beberapa daerah. Bahkan kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Desa Sebintang kemudian dipilih, karena masuk dalam kriteria. Saat itu, kami juga mendapat informasi jika di sana ada sebuah gereja yang perlu direnovasi. Setelah dicek, memang benar adanya,” kata Aloysius Ding Kebing, Ketua Panitia Baksos saat ditemui KR di Kampus Fakultas Hukum.
Letak Desa Sebintang cukup jauh dari pusat perkotaan. Menurut Ding, transportasi untuk datang ke sana pun masih susah. Transportasi darat ada. Tapi, tak dapat diandalkan, karena rusak berat. Kebanyakan orang memilih jalur air dengan menggunakan speed. Itupun masih tergantung dengan volume air. Kalau musim hujan dan air pasang, perjalanan tak terhambat. Perjalanan akan terasa berat jika air surut, karena sungai dangkal. Orang-orangpun harus jalan kaki. “Waktu itu kami pergi lewat air. Beruntung, saat itu air lagi pasang,” ujarnya.
Ding juga mengungkapkan selama sembilan hari berada di Desa Sebintang, dari tanggal 26 April─3 Mei, IMKA-Pijar mengadakan beberapa kegiatan. Kegiatan itu mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat. “Warga di sana sangat antusias dan ramah. Mereka antusias dan sangat mendukung semua kegiatan yang kami lakukan,” katanya.
Kegiatan utama yang dilakukan adalah renovasi Gereja Eugenius de Mazenod. Seperti membuat pintu, penghalusan lantai, dan mengecat. Selain itu, diadakan juga dialog dengan masyarakat tentang hukum formal dan hukum adat, pendidikan, dan pengenalan organisasi. Ada juga pendidikan iman anak (PIA), dengan berbagai perlombaan. Seperti lomba baca kitab suci, cerdas cermat, dan mewarnai. Kemudian juga mengadakan doa ke rumah-rumah warga dan pertandingan persahabatan dengan warga di Desa Sebintang.
“Beberapa kegiatan-kegiatan itu kita adakan untuk membantu masyarakat setempat. Terutama gereja, yang kondisinya belum sepenuhnya baik dan tidak pernah direnovasi sejak didirikan,” kata Ding. Ia juga mengungkapkan, dialog dengan masyarakat penting untuk dilakukan. Terutama untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pengamalan hukum, baik hukum formal maupun hukum adat. Begitu juga dialog mengenai pendidikan. “Dialog mengenai pendidikan sengaja kita adakan. Tujuan utamanya adalah untuk memotivasi warga di sana agar dapat sekolah sampai ke jenjang yang paling tinggi,” katanya.
Sebagai Ketua Panitia Baksos, Ding sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendukung kegiatan ini. Kepada warga Desa Sebintang, atas partisipasi dan kesediaan menerima kunjungan IMKA-Pijar. Terutama juga kepada Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H., M.Si., Dekan Fakultas Hukum Untan yang telah memberi izin dan dukungannya kepada IMKA─Pijar. “Pak Dekan sangat mendukung kegiatan kami. Saat melepas keberangkatan kami, Pak Dekan memberikan motivasi, pesan, dan saran yang sangat berguna bagi kami megenai pelaksanaan kegiatan baksos,” katanya.
Sementara itu, bagi 59 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan baksos ini, tentu akan ada pengalaman berkesan yang mereka dapatkan. Seperti yang dirasakan Kesia. “Saya tidak rugi ikut kegiatan ini, meski perjalanan dari Pontianak ke Kapuas Hulu sangat jauh. Saya jadi tahu sedikit tentang Kapuas Hulu, karena sebelumnya saya tidak pernah ke daerah itu,” kata Kesia.
Kegiatan baksos yang dilaksanakan oleh IMKA─Pijar Fakultas Hukum merupakan contoh nyata peranan mahasiswa bagi masyarakat. Sekaligus bentuk pengamalan dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Apalagi, daerah yang dijangkau dalam kegiatan ini adalah daerah yang benar-benar memerlukan bantuan. Kegiatan seperti ini seharusnya mendapatkan dukungan dari pemerintah dan dapat disinergiskan dengan program pembangunan pemerintah. Sehingga, benar-benar terarah dan bermanfaat bagi masyarakat.
Maksi Hajaang

Tidak ada komentar: