Jumat, 08 Februari 2013

2012, Awal dari Semunya

Waktu terus berlalu. Hidup terus berjalanan. Langkah demi langkah dijalani. Hati ini pun harus terjaga, untuk setia menanti. 

      Bagiku, tahun 2012 adalah tahun yang membanggakan. Tahun 2012 memiliki makna yang penting bagiku. Dan aku yakin, ini semua telah direncanakan oleh Yang Mahakuasa. Dan aku patut menuliskan cerita ini di sini, sembari mengawali semangatku untuk menulis lagi.
      Bulan Mei, babak awal cerita ini. Saat itu, hatiku kembali terbuka untuk menemukan sang penjaga hati. Berkat campur tangan temanku, aku mengawali kedekatanku dengan seorang gadis yang sebetulnya telah lama aku kenal. Hari demi hari, kedekatan itu semakin terjalin erat. 
      Kedekatan itu membawaku semakin bersemangat untuk menjalaninya. Hari demi hari, semuanya terasa makin indah. Indah bagiku, dan tentunya indah bagi gadis yang baru saja memikat hatiku. 
       Jiwaku semakin bergelora. Bergelora untuk mengungkapkan rasaku.  Dan ingin memastikan bahwa gadis yang memikat hatiku itu adalah yang terakhir bagiku. Tentunya, di tengah di tengah perjalanan cintaku yang tak pernah berujung...
-------
     Engelina, gadis pemikat hatiku. Sejak Mei, kedekatan aku dengan dia semakin terjalin. Semuanya berawal, ketika aku dan rekan-rekanku bersantai-santai ke suatu tempat yang tak jauh letaknya dari tempat tugasku (Wong Semirah), red: Sungai Semirah) Sejak saat itu, aku dan Engelina sering bertemu. Komunikasi di antara kami kian sering kami lakukan.
       Semuanya berjalan begitu cepat. Indah, itu yang kurasakan saat-saat melalui hari bersama Engel. Tak ada yang dapat menghalangi cinta kami. Apalagi sejak bulan Agustus, hubunganku dengan keluarga Engel pun terjalin mesra. Itu adalah awal yang sungguh mengesankan bagi hubungan kami. Keseriusan kami menjalani hubungan tak dapat diragukan lagi. Bahkan keberlanjutan hubungan ini sudah dapat dipastikan.
        Penghujung tahun 2012, aku memberanikan diri mengungkapkan keinginanku untuk mematrikan hubungan ini. Lewat perkumpulan sederhana bersama keluarga terdekat, akhirnya aku mengungkapkan secara gamblang keinginan luhurku untuk segera menjadikan Engel sebagai istriku.
         Hingga kini, saat jemari tanganku menuliskan perasaan singkat ini, semuanya semakin terasa indah. Hubungan kami semakin dekat. Begitu juga keluarga kami. Jarak yang memisahkan kami tak menjadi halangan. Meski terkadang, aku masih sering melakukan berbagai kesalahan. Tetapi, Engel adalah sosok gadis yang sangat memahami perasaanku. Dia selalu memberi dukungan, memaafkan, dan menenangkan hati ini.
          Semoga, di tahun 2013 ini segala cobaan dapat kami berdua hadapi bersama. Semoga semuanya indah. Semoga segala rencana kami dapat terwujud pada tahun ini..

Tuhan... Terima kasih atas kebaikan-Mu pada kami berdua.

Nanga Kantuk, Desember 2012