Jumat, 09 April 2010

Vietnam: Investasi Jagung di Kalbar

Provinsi Kalimantan Barat menjadi lahan investasi yang menarik bagi investor asing. Tidak hanya di bidang perkubunan sawit. Tapi, kini investor asing sudah melirik sektor tanaman pangan. Vietnam adalah satu di antara investor asing yang telah menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi dengan komoditas utama tanaman jagung.
   Menurut M. Zeet Assovie, Kepala Badan Koordinasi Pemadaman Modal Daerah (BKPMD) Kalimantan Barat bahwa Vietnam hanyalah satu di antara negara asal investor yang tertarik untuk berinvestasi di Kalbar. Investor-investor dari negara lain juga tertarik untuk berinvestasi. “Ada dari Cina, Jepang, dan Korea Selatan yang juga mau berinvestasi di Kalbar,” ungkapnya.
   Banyaknya investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di Kalbar semakin menegaskan bahwa Kalbar memiliki pesona di mata investor asing. Pesona tersebutlah yang diharapkan dapat dikelola dengan baik, sehingga memiliki kebermanfaatan yang nyata bagi masyarakat. Satu di antara pesona tersebut adalah tingginya tingkat kesuburan tanah di wilayah Kalbar.
   “Kalbar mempunyai kelebihan diantaranya areal yang masih luas dan tingkat kesuburan yang baik,” ungkap M. Zeet Assovie. Ia juga menambahkan bahwa peluang investor asing menanamkan modalnya di sektor tanaman pangan semakin terbuka seiring kebijakan pemerintah pusat yang membolehkan hal tersebut. Menurutnya, meski maksimal hanya 10 ribu hektar, tetapi BKPMD Kalbar tetap menyambut baik kebijakan tersebut.
   Secara nasional, Provinsi Kalbar masuk dalam jajaran 10 besar minat investasi di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh M. Zeet Assovie. “Kalbar merupakan daerah yang masuk peringkat sembilan dari sepuluh besar minat investasi di indonesia,” ungkapnya. Peringkat itu pun tampaknya akan bergeser naik. Hal ini mengingat bahwa dari waktu ke waktu, semakin banyak jumlah investor yang masuk ke Kalbar.
  Semakin banyaknya investor yang masuk ke Kalbar, tentu akan banyak membawa manfaat. Tentunya bermanfaat bagi pengembangan kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Hanya saja, semua proses investasi harus dilaksanakan dan dikelola secara wajar. Dalam arti, semua pihak merasakan manfaatnya. Investor untung, pemerintah daerah untung, dan yang pastinya masyakat juga untung. Jangan sampai investasi itu membawa bencana bagi masyarakat.

Tidak ada komentar: