Jumat, 14 November 2008

Sampai Kapan???

Terlalu sedih bagiku jika harus larut dalam duka akan cinta yang tak pernah berarah bagiku. Kesekian kalinya aku hancur oleh cinta. Sejati cintaku tak pernah berpihak padaku yang selalu haus akan kasih sayang seorang kekasih. Kekasih yang melebihi apa pun bagiku. Kekasih yang dapat membuatku bersemangat untuk melewati indahnya bintang-bintang yang selalu setia menemani kesepian hatiku. Kesepian akan cinta, akan kasih sayang, dan belaian lembut seorang kekasih.

Malam menjadi saksi kehancuran hatiku untuk kesekian kalinya. Malam kubuat menangis untuk mengiringi kegundahan hatiku ini. Hati yang tak pernah bermakna di hadapan sosok gadis impianku. Gadis yang tak ada ubahnya dengan semut, kecil tapi menyakitkan. Entah bagimana aku di hadapan mereka. Apa aku kecoa, apa aku kucing, dan apa aku ANJING!!! Kehadiran mereka hanyalah kehancuran bagiku. Kecantikan mereka telah membunuh hatiku. Membunuh segala semangat hidupku untuk terus menjadi diriku sendiri. Mereka hanya dapat membuatku menjadi yang terbodoh di antara ilalang yang ada di sekitarku. Mereka menenggelamkanku dalam indahnya dunia yang penuh akan nafsu belaka. Mereka hanya melihatku dari satu sisi. Sisi yang tak pernah aku sukai. Sisi dari tamaknya dunia ini, dan sisi yang selalu diukur dari harta dunia ini.

Aku terlalu lelah jika harus selalu seperti ini. Menyimpan segudang rasa sakit, yang dapat memusnahkanku dari mimpi akan dunia ini. Mimpi-mimpi indah akan cinta sejati yang tak pernah aku temui sampai saat ini. Aku hanya bisa terpaku menunggu, mengiringi pedih hati ini. Di mana cinta sejatiku, aku tak pernah tahu. Apa cinta sejatiku memang tak pernah ada? Apa aku terlalu muda untuk mengenal cinta sejati? Hanya pedih yang dapat menjawab semuanya. Kepedihan akan kemunafikan dunia yang selalu dipandang lewat harta. Harta yang tak pernah akan aku miliki sampai kapan pun. Harta yang bukanlah ukuran bagiku. Seperti apa yang selalu selalu gadis-gadis impian itu lakukan padaku. Aku hanya ingin hidup layak, memiliki, dan mencintai dengan segenap hatiku. Aku tak mau harta menjadi yang segala-galanya. Menjadi ukuran untuk semua yang ingin aku lakukan untuk hidup ini. Seperti cinta gadis impianku, selalu karena harta dan nafsu saja. Munafik bukan!

Harus kuakui aku bukan orang yang memiliki segala-galanya. Jangankan untuk memiliki, merasakan saja aku tak akan pernah mampu. Hanya mimpi yang dapat menghantarkanku pada hal-hal yang seperti itu. Menghantarkanku pada dunia cinta, dunia yang selalu ada di hayalanku. Tapi...sampai kapan aku harus menunggu. Menunggu para pecinta sejati mengisi relung hatiku yang penuh dengan luka. Luka akan kenyataan hidup yang sedang aku rasakan. Luka karena kata-kataku sendiri. Kata-kata yang tak setajam diriku, setajam lakukanku, dan setajam pikiranku. Menyedihkan sekali jika aku harus terus menjadi diriku seperti saat ini. Sampai kapan juga aka harus tertidur dalam luka akan cinta. Sampai kapan aku harus bermimpi. Sampai kapan aku harus merasakan pedih. Sampai kapan aku akan terbangun. Sampai kapan aku akan mendapatkankan cinta sejati dari seorang gadis yang mencintaiku apa adanya. Mencintaiku bukan karena harta. Mencintaiku bukan karena satu sisiku. Dan sampai kapan aku akan temukan diriku sendiri. Entah SAMPAI KAPAN??????????

Tidak ada komentar: