Selasa, 15 Juni 2010

Idam Bili Iswara: Bujang Gawai Tahun 2010
Anak Petani yang Punya Potensi

Dia bukanlah anak yang lahir dalam keluarga yang bergelimang harta. Dia, hanyalah anak petani yang lahir dan besar di sebuah pedalaman di Kabupaten Sanggau. Pribadinya, penuh wibawa. Tapi, tetap bersahaja. Dia punya tekad dan semangat yang besar untuk merubah hidupnya. Kerja keras orang tuanya, selalu menjadi pemicu semangatnya. Sebuah semangat untuk menggali dan mengembangkan potensi diri. Dialah, Idam Bili Iswara. Pria yang menyandang gelar Bujang Gawai tahun 2010 Provinsi Kalimantan barat.
Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Tinggal dan besar di Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau. Pengalaman hidup yang ia miliki, membuatnya punya tekad kuat untuk merubah hidup. Apalagi, jika ingat akan perjuangan keras orang tua dalam membesarkannya. Untuk merubah hidup, dia harus terus belajar, serta berusaha menggali dan mengembangkan potensi yang ia miliki. Terpilih sebagai Bujang Gawai tahun 2010 Kalimantan Barat, membuatnya semakin yakin untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. “Potensi yang kita miliki harus terus dikembangkan,” ungkap pria yang kerap disapa Bili ini kepada KR.
Sebelum terpilih menjadi Bujang Gawai Kalbar, Bili juga sebelumnya pernah menyandang gelar Bujang Gawai tahun 2009 Kabupaten Sanggau. Bermula dari gelar itulah, kemudian ia yakin akan potensi yang ada dalam dirinya. Kemudian, ingin mengembangkannya. “Waktu kontes Bujang Dara Gawai Sanggau, saya diminta ikut. Saya coba, ternyata bisa,” kata anak bungsu dari lima bersaudara ini saat ditemui KR di Rumah Betang Pontianak.
Setelah menyandang gelar Bujang Gawai Sanggau, Bili semakin termotivasi untuk mengenal lebih jauh budaya Dayak. Padahal sebelumnya, ia hanya tahu sedikit tentang budayanya sendiri. Ia malah lebih mengenal budaya masyarakat lain. “Saya ingin mengenal lebih jauh kebudayaan Dayak, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan ada kegiatan seperti ini, saya jadi semakin tahu,” ungkap anak yang lahir dari pasangan Paulus dan Veronika ini. Motivasi itu jugalah yang membuatnya ikut dalam kontes Bujang Gawai tahun 2010 Provinsi Kalbar. Buah dari tekad dan usaha keras itu akhirnya ia dapatkan. Gelar Bujang Gawai Kalbar pun ia raih.
Peran strategis sebagai Bujang Gawai akan diembannya selama satu tahun ke depan. “Bujang dan Dara Gawai itu dapat dijadikan ikon untuk mempromosikan kebudayaan Dayak. Bujang dan Dara adalah contoh atau model,” kata pria kelahiran Sangau, 31 Mei 1989 ini. Karena itu, ia harus pandai-pandai dalam menjaga etika saat berinteraksi dengan orang lain. Ia juga harus terus memperdalam wawasannya tentang budaya Dayak. “Kan malu, kalau Bujang Gawai tidak tahu tentang Budaya Dayak,” katanya sambil tersenyum.
Upaya mempromosikan budaya Dayak bagi Bili harus dimulai dari diri sendiri. “Semuanya harus dimulai dari diri sendiri. Misalnya dengan mencontohkan. Menggunakan pernak-pernik Dayak dan pakaian adat saat acara-acara resmi,” kata mahasiswa semester delapan jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura ini. Kecintaannya terhadap budaya tanah kelahirannya memang sangat besar. Ia tak malu untuk bertanya. Yang penting baginya, adalah mendapatkan pengetahuan baru. “Kita tidak boleh malu, untuk belajar dan memakai produk hasil karya kita sendiri,” katanya.
Kecintaannya itu jugalah yang membuatnya ingin turut serta dalam usaha menjaga dan melestarikan budaya orang Dayak. “Orang Dayak itu punya kreativitas yang tinggi. Lihat saja dari hasil kerajinannya. Jadi, salah jika ada orang yang beranggapan kalau orang Dayak itu tidak kreatif. Anggapan seperti itulah yang haus kita luruskan,” terang pria alumni SMAN 1 Tayan Hilir Sanggau.
Mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi dalam masyarakat Dayak, Bili sangat berharap agar masyarakat sadar dan terus menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Begitu juga harapannya terhadap pemerintah. “Seharusnya, pemanfaatan lingkungan dilakukan tidak secara berlebihan. Apalagi jika harus menghilangkan nilai budaya masyarakat,” harapnya. Bili menambahkan, nilai-nilai budaya itu penting artinya bagi kehidupan orang Dayak. Nilai-nilai itu adalah pedoman dan cermin kehidupan Dayak. “Seperti Rumah Betang. Itu adalah cermin dari kehidupan orang Dayak yang sesungguhnya. Orang Dayak itu hidupnya penuh dengan keharmonisan. Dalam satu rumah, berbagai karakter orang dipersatukan,” kata pria pengidola Tantowi Yahya ini.
Sebagai Bujang Gawai, Bili wajib memperdalam wawasannya tentang budaya orang Dayak. Sebagai ikon, ia harus menjaga etikanya saat berinteraksi dengan orang lain. “Itu jadi beban tersendiri,” katanya. Menurut Bili, upaya memperkenalkan budaya Dayak Kalbar ke masyarakat luar, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya hasil kerajinan dapat dibuat dengan berbagai modifikasi. Sehingga dapat membuat orang tertarik. “Modifikasi itu baik, untuk menambah nilai keunikannya. Tapi, ingat, jangan sampai meninggalkan nilai budayanya,” kata pria yang hobi membaca ini.
Tekad dan semangat Bili untuk belajar dan berusaha tidak datang begitu saja. Orang tua adalah inspirasinya. Karena itu, ia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk orang tuanya yang ada di kampung. “Orang tua adalah pemicu utama dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Mereka punya tekad dan keinginan yang kuat untuk berubah. Sebagai anak, saya harus memberikan yang terbaik kepada mereka,” katanya.
Bili Idam Iswara adalah contoh dari orang Dayak yang punya potensi besar untuk berkembang menjadi seseorang yang berharga bagi orang lain. Sangat disayangkan, jika potensi itu tidak didukung dan dikembangkan. “Sebagai Bujang Gawai, saya ingin terus meningkatkan potensi diri saya,” kata pria yang bercita-cita menjadi pengusaha ini.

BIODATA
Nama : Idam Bili Iswara
TTL : Sanggau, 31 Mei 1989
Agama : Katolik
Pendidikan : SD : SD No 1 Beduai, Kabupaten Sanggau
                  SMP : SMP Negeri 1 Beduai, Kabupaten Sanggau
                  SMA : SMA Negeri 1 Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau
Kuliah : Fakultas MIPA Universita Tanjungpura
Sanggar : Kausuta
Hobi : Membaca
Cita-cita : Pengusaha
Orang Tua : Ayah : Paulus, Ibu : Veronika
Prestasi : 1. Bujang Gawai Tahun 2009 Kabupaten Sanggau
              2. Bujang Gawai Tahun 2010 Provinsi Kalimantan Barat
Maksi Hajaang


1 komentar:

BETIHSIRU mengatakan...

Hajar Bill hahahahahahahha
wawan beduai